Tuesday, September 9, 2008

PERTOLONGAN PERTAMA THD SERANGAN ASMA

Pertolongan Pertama untuk Serangan Asma Tiba-tiba


Asma merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Sampai saat ini, penyakit yang dapat diturunkan ini belum bisa disembuhkan sama sekali. Paling-paling hanya dapat meredakan gejalanya atau mencegah agar gejala itu tak muncul lagi. Nah bila salah seorang sahabat dekat anda atau saudara anda mengalami serangan asma secara tiba-tiba maka ada 5 langkah pertolongan pertama yang dapat anda lakukan :

Bantu penderita asma untuk duduk tegak dan tenang.

  1. Beri mereka obat inhaler untuk membantu mereka bernafas, beri 4 kali semprotan secara bertahap.
  2. Tunggu selama 4 menit.
  3. Jika hanya ada sedikit perubahan atau bahkan tidak ada perubahan sama sekali, ulangi lagi pemberian inhaler 4 semprotan dan tunggu kembali selama 4 menit.
  4. Jika masih tidak ada perubahan segerah hubungi rumah sakit/klinik terdekat, sambil terus berikan penderita obat inhaler hingga ambulans tiba

Sumber : asthma update, sept’00

BANYAK DUDUK PICU KANKER PROSTAT

Duduk berjam-jam di belakang meja ternyata meningkatkan risiko kanker prostate. Bagi pria pekerja kantoran, hati-hati bila keseharian anda kerap dihabiskan dengan duduk di belakang meja kerja. Itu berarti, ando berisiko lebih tinggi terkena kanker prostate dibandingkan rekan-rekan anda yang bekerja di lapangan.

Hal tersebut didasarkan pada kesimpulan penelitian yang dilakukan ilmuwan di Inggris baru-abru ini. Tim peneliti The University of Athens mencoba menganalisis keterkaitan antara level aktivitas fisik di tempat kerja dan tumbuhnya tumor. Penelitian menganalisis 320 pasien kanker prostate dan dibandingkan dengan kelompok pria sehat.

Seluruh partisipan lalu ditanyai tentang tipikal pekerjaan mereka. Terungkap, pria yang bekerja sebagai pegawai, guru, atau pekerja kantoran berisiko lebih tinggi ketimbang mereka yang lebih banyak berdiri atau bergerak seperti buruh pabrik, tukang roti dan tukang cukur. Sebagaimana ditulis dalam European Journal of Cancer Prevention, juga diungkapkan, pria yang bekerja setiap hari menetap di dalam kantor berisiko 30% lebih tinggi terkena kanker prostate dan 40% lebih tinggi mengalami kondisi nonkanker yang disebut benign prostatic hyperflasia (BPH).

Setiap pria yang memasuki usia 45 tahun berpeluang mengalami pembesaran kelenjar prostate. Jika pembesaran terjadi secara berlebihan hingga membengkak sebesar buah jeruk, efeknya dapat menekan aliran kemih yang melalui uretra. Kondisi inilah yang disebut BPH.

Kasus BPH diperkirakan menimpa sekitar 15% pria usia 40 tahunan dan 60% pria usia 50 tahunan. Kendati tak mengancam jiwa, umumnya pasien ditangani dengan pembedahan. Setiap tahun di INggris terdapat 32.000 kasus kanker prostate yang menyebabkan kematian sekitar 10.000 orang. Resiko ini meningkat seiring pertambahan usia. Sebagai langkah pencegahan, peneliti menyarankan agar pasien berolahraga teratur untuk mengurangi risiko kanker prostate.

Sumber : Gaya Hidup – Bali POST

ANEMIA

Beberapa Jenis Anemia

Penyakit anemia ada beberapa jenis. Di antaranya anemia defisiensi, anemia hemolitik, aplasia dan anemia karena penyakit kronik. Anemia defisiensi disebabkan karena kekurangan zat besi dan anemia jenis inilah yang paling banyak diderita, baik di dunia maupun di Indonesia. Saat zat besi habis, maka akan mengambil cadangan zat besi di serum dan fase inilah disebut anemia defisiensi. Jika diobati, maka sel-sel darah merah mulai meningkat dan normal sehingga Hb normal pula. Namun itu hanya di luar saja, sementara cadangan zat besi yang pernah diambil masih belum tercukupi. Sehingga pengobatan terhadap penderita anemia membutuhkan waktu yang cukup lama, enam bulan.

Selain anemia defisiensi, juga ada anemia aplasia yakni terjadinya kegagalan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel induk dalam sumsum tulang. Karena pada dasarnya darah dibuat di tulang-tulang pipih di bagian sumsum tulang belakang. Jika sel gagal berkembang maka Hb, darah putih, trombosit ikut turun.

Ada pula jenis anemia hemolitik, dimana umur sel darah merah kurang dari 120 hari. Ini bisa disebabkan karena kekurangan enzim, thalasemia, atau pun autoimun. Serta jenis anemia karena penyakit kronik.

Bagaimana Jika Anemia Dibiarkan?

· Imunitas tubuh akan menurun. Karena enzim dalam tubuh membutuhkan zat besi.

· Ibu yang anaknya mengalami anemia tidak memiliki tingkat kecerdasan secara optimal.

· Penderita anemia cenderung rentan terhadap infeksi.

Mari Cegah Anemia

Biasanya, seseorang yang mengalami anemia lantas meminum suplemen penambah darah. Sebenarnya, hal itu tidak masalah sepanjang obat itu sesuai dengan jenis anemia, defisiensi misalnya. Sebelum terlambat, mari cegah anemia :

· Ada baiknya melakukan cek golongan darah untuk memeriksakan darah secara periodic untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan.

· Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengandung zat besi cukup.

· Jangan lupa lakukan periksa Hemoglobin untuk mengecek, status besi, TIBC, ferritin, dan pasferrin. Karena jika zat besi kurang maka TIBC juga akan menurun.

· Baik anak-anak, wanita dewasa apalagi yang sedang hamil, periksakan darah secara periodic.

· Biasakan menambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti the dan kopi patut dihindari.

· Berkonsultasilah dengan dokter bila anemia berkaitan dengan kesehatan, misalnya infeksi, penyakit kronis, atau gangguan pencernaan.

· Penderita anemia ringan sebaiknya tidak menggunakan suplemen besi, lebih tepat bila mereka mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya, dengan meningkatkan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tempe, tahu, oncom, kedelai, kacang hijau), sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk), dan buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang).

· Perhatikan gizi makanan dalam sarapan dan frekuensi makan yang teratur, terutama bagi yang berdiet.

Wanita Lebih Rentan Kena Anemia

Lelah? Sakit kepala? Jangan dianggap sepele. Mungkin saja itu gejala anemia. Yang namanya penyakit, tetap berbahaya jika tidak segera diobati. Dibanding pria, wanita rentan anemia, lho.

Dikatakan anemia jika kadar sel darah merah atau hemoglobin (Hb) seseorang dibawah nilai normal. Pada wanita, normal Hb-nya 12 gr/desiliter sedangkan pada pria normalnya 13 gr/desiliter. Angka Hb normal pada wanita didasarkan pada kondisi yang dialami, seperti menstruasi dan kehamilan. Hemoglobin sendiri berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh untuk metabolisme sel.

“Pada penderita anemia, bisa karena kekurangan zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau disebut juga anemia defisiensi.

Anemia bisa terjadi secara akut karena pendarahan atau kronik secara perlahan-lahan.

Nah, anemia karena kronik inilah yang terkadang dating tanpa gejala,” papar spesialis penyakit dalam Hematolog Dr.Cosphiadi Irawan, SpPD dari RS Islam Cempaka Putih Jakarta. Untuk itu, pemeriksaan kesehatan sangat baik manfaatnya. Bukan saja untuk mendeteksi adanya anemia tapi juga jika ada penyakit lain.

Anemia pun tak bisa dianggap enteng. Sebab penyakit ini menyebabkan turunnya daya tahan tubuh menurun, penderita akan rentan terhadap penyakit.

Tubuh Terasa Lemah

Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi. Bila belum juga dipenuhi dengan masukan zat besi, lama-kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan Hb.

“Setiap organ tubuh seperti otak, jantung, paruparu memberikan respon berbeda-beda.

Gejalanya tergantung organ mana yang sensitive. Misalnya otak, akan timbul pusing, kurang konsentrasi. Jantung misalnya, gejala berdebar-debar atau malah bisa gagal jantung. Jika otot yang lebih sensitif bisa terjadi lemah otot. Secara subyektif, penderita akan alami depresi, susah konsentrasi, dan kelelahan,” terang Irawan yang juga bertugas di RS Kanker Dharmais Jakarta ini.

Namun pada umumnya anemia zat besi menunjukkan gejala awal berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang-kunang – terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lender kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Kalau anemia sangat berat, dapat berakibat penderita sesak nafas, bahkan lemah jantung.

Pentingnya Zat Besi

Zat besi yang terdapat dalam semua sel tubuh ini berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia, diantaranya memproduksi sel darah merah. Sel itu sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja meningkat dan tubuh tidak cepat lelah.

Zat besi juga unsure penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh, agar kita tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar Hb kurang dari 10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah pula.

Jumlah zat besi di dalam tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dna kondisi fisiologis tubuh. Pada orang dewasa sehat, jumlah zat besi diperkirakan lebih dari 4.000 mg, dengan sekitar 2.500 mg ada dalam hemoglobin. Di dalam tubuh sebagian zat besi (sekitar 1.000 mg) disimpan di hati berbentuk ferritin. “Saat konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup, zat besi dari ferritin dikerahkan untuk memproduksi Hemoglobin,” ujar Irawan yang juga bertugas di RS Dharma Nugraha ini.

Jumlah zat besi yang harus diserap tubuh setiap hari hanya 1 mg atau setara dengan 10-20 mg zat besi yang terkandung dalam makanan. Zat besi pada pangan hewani lebih tinggi penyerapannya yaitu 20 – 30 %, sedangkan dari sumber nabati hanya 1 – 6 %.

Wanita Lebih Rentan

Dibanding pria, kata Irawan, lebih rentan terhadap anemia. Tentu saja hal ini berkaitan dengan kondisi wanita itu sendiri yang mengalami masa haid, kehamilan dan kelahiran.

Saat remaja, wanita mulai mengalami haid di masa puber. Dalam fase itu, tentu saja zat gizi seperti zat besi, vitamin A dan kalsium sangat diperlukan. Bahkan, akibat haid, wabita kehilangan zat besi hingga dua kali jumlah yang dikeluarkan pria.

Pada wanita dewasa dengan berai badan 55 kg, zat besi yang keluar lewat saluran pencernaan dan kulit atau kehilangan basal berjumlah 0.5 – 1.0 mg per hari, atau umumnya sekitar 0.8 mg per hari.

Sedangkan jumlah zat besi yang hilang karena haid , pada 95% populasi adalah 1,6 mg per hari. Sehingga jumlah zat besi yang hilang akibat haid ditambah kehilangan basal menjadi sekitar 2’4 mg per hari pada 95 perhari populasi.

Tak heran bila wanita cenderung menderita kekurangan zat besi karena hilangnya zat itu di kala haid tiap bulan tanpa diimbangi asupan makanan yang cukup mengandung zat besi. Kehilangan zat besi lewat haid pada wanita biasanya konstan, tetapi bervariasi jumlahnya di antara kaum wanita.

Selain menstruasi, wanita yang sedang hamil juga rawan terkena anemia. :Malah menurut penelitian di Amerika, cadangan zat besi wanita itu di bawah 500 bahkan yang hamil ada nol, nggak punya cadangan. Sejauh ia tidak punya cadangan akan terkena anemia,” urai dokter yang bertugas di RS Mitra Keluarga Kelapa GAding Jakarta ini.

Pada trimester pertama, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah tubuh wanita akan meningkat sampai 35 %, ini ekuivalen dengan 450mg zat besi utnuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin.

“Kehamilan pada trimester pertama, normal saja memiliki Hb 12 atau 11 karena pada kondisi seperti ini cairan tubuh mengalami peningkatan dan secara fisiologi Hb menurun. Pada trimester kedua, normal saja jika Hb-nya 11 dan pada kehamilan trimester ketiga atau usia kehamilan delapan bulan misalnya, jika Hb-nya 10 masih dikatakan normal karena sesuai kondisi saat wanita sedang hamil,”papar Irawan.

Pada banyak wanita hamil, anemia zat besi disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak memnuhi syarat gizi serta adanya kebutuhan yang meningkat. Karena adanya janin yang dikandung. Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan zat besi 300-350 mg akibat kehilangan darah. Wanita dewasa tidak hamil membutuhkan sekitar 26 mg per hari, sedangkan wanita hamil perlu tambahan zat besi sekitar 20 mg per hari.

Saat menyusui, meski biasanya wanita tidak mengalami haid, ibu tetap kehilangan zat besi dan kalsium melalui ASI. Selain kehilangan basal normal sekitar 0,8 mg, kehilangan zat besi melalui ASI mencapai sekitar 0,3 mg per hari. Maka, ibu menyusui butuh tambahan zat besi 2 mg per hari serta kalsium 400 mg per hari.

Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan kemampuan jasmani rendah karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Selain itu, hewan percobaan yang hamil dan kekurangan zat besi melahirkan anak-anak dengan daya tahan rendah terhadap infeksi. Penyebabnya, sel fagosit yang bertugas menangkal bakteri infeksi tak berfungsi maksimal.

Bisa Menyerang Siapa Saja

Tubuh sebenarnya memiliki mekanisme menjaga keseimbangan zat besi dan mencegah berkembangnya kekurangan zat besi. Tubuh mampu mengatur penyerapan zat besi sesuai kebutuhan tubuh dengan meningkatkan penyerapan pada kondisi kekurangan dan menurunkan penyerapan saat kelebihan zat besi. Begitupun, anemia tetap bisa menyerang, bahkan siapa saja. Mulai anak-anak hingga orang dewasa. Diantaranya mereka yang aktif, sibuk, dan punya keterbatasan waktu, tidak bisa mengikuti pola makan yang memenuhi kebutuhan akan v.

Kemungkinan lain adalah meningkatnya kebutuhan karena kondisi fisiologis, misalnya hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah atau menstruasi, adanya penyakit kronis atau infeksi, misalnya infeksi cacing tambang, malaria, tuberkulose atau TB (dulu dikenal sebagai TBC).

Mereka yang berdiet pun terbuka kemungkinan menderita anemia karena diet yang berpantang telur, daging, hati, dan ikan. Padahal jenis pangan itu sumber zat besi yang mudah diserap tubuh. Tak heran bila para vegetarian cenderung mudah menderita anemia. Apalagi disertai kebiasaan tidak sarapan atau krekuensi makan tidak teratur tanpa kualitas makanan seimbang.

Demikian pula pengidap gangguan penyerapan zat besi dalam usus. Isi bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya substansi penghambat seperti kopi, the, atau serat makanan tertentu tanpa asupan zat besi yang cukup.

Penyebab lain adalah kecenderungan wanita berdiet karena ingin memperyahankan bentuk tubuh ideal, tanpa mempertimbangkan jumlah zat gizi penting yang masuk, terutama zat besi.

2 FAKTA TENTANG MATA

1. Jika setiap hari Anda menggunakan computer untuk membaca dan menulis tanpa henti lebih dari 5 jam, dalam 3 bulan minus pada mata bertambah ¼.

2. Jarak kurang dari 33 cm saat membaca dapat meningkatkan minus pada mata.

Wednesday, August 13, 2008

GRATIS
Layanan Informasi Obat
Layanan Antar Obat
Ukur Tekanan Darah

Tes Gula Darah Hanya Rp 6000
Dapatkan Holisticare SUPER ESTER C GRATIS
Program Promo Bulan September 2008

HANYA DI APOTEK KIMIA FARMA GATSU
JL. GATOT SUBROTO BARAT 20 E
DENPASAR

Friday, July 11, 2008

OBAT SALURAN CERNA

OBAT-OBAT LAMBUNG
Penyakit saluran cerna yang paling sering terjadi :
1. Radang kerongkongan ( reflux oesophagitis )
2. Radang mukosa lambung ( gastritis )
3. Tukak lambung-usus ( ulcus peptikum )
4. Kanker lambung-usus


1. Radang kerongkongan ( reflux oesophagitis )

Sifat kerongkongan : - tahan thd ludah
- peka thd getah lambung
- peka thd getah duodenum

Etiologi : - otot penutup cardia (permulaan mulut lambung) tdk menutup sempurna
- peristaltik tdk berjalan dgn baik
- shg terjadi aliran balik dari lambung ke esofagus

Gejala-gejala : - perasaan terbakar (pyrosis) dan perih di belakang tulang dada, krn luka mukosa bersentuhan
dgn makanan atau minuman yg merangsang (alkohol, sari buah, minuman soda)
- timbul rasa asam atau pahit di mulut akibat reflux

Anjuran : - pada saat tidur kepala lebih tinggi 10-15 cm
- jangan mengenakan pakaian ketat
- jgn sering membungkukkan badan ke depan

Terapi : - obat penetral asam lambung (antasida)
- obat penghambat produksi asam lambung (H2-blockers dan penghambat pompa proton)
- obat stimulasi peristaltik lambung (prokinetika, propulsiva)

2. Radang mukosa lambung ( gastritis )

Etiologi : - otot pylorus bekerja kurang sempurna
- terjadi reflux getah duodenum (alkalis) ke lambung, shg tjd erosi mukosa lambung (asam)
- shd tjd peradangan yg bisa berubah mjd tukak lambung
- gastritis dpt juga disebabkan oleh obat-obatan reumatik NSAIDs (asetosal, indometasin dll)
dgn jalan menghambat produksi PgI2, prostacyclin
- Kortikosteroida dan alkohol dlm kadar tinggi dpt merusak barrier mucus lambung

Gejala : - Pada umumnya tdk ada atau kurang nyata
- kadang berupa gangguan pencernaan
- nyeri lambung dan muntah akibat erosi kecil di mukosa lambung
- adakalanya tjd pendarahan

Anjuran : - hindari minum obat NSAIDs, kortikosteroida dan alkohol bila memang ada bakat gastritis
- hindari makanan yang merangsang getah lambung (cabe, merica, asam)
- jgn makan terlalu banyak sekaligus

Terapi : - secara spesifik kadang tidak diperlukan
- kadang hanya diberikan H2-blockers untuk mengurangi sekresi asam.


3. Tukak lambung-usus ( ulcus peptikum )

Faktor-faktor ulcerogen yang menstimulasi terjadinya tukak lambung-usus :

a. Tukak Lambung
* infeksi Helicobacter pylori -> terjadi peradangan dan kerusakan sel
* mekanisme penutupan sfincter pylorus tidak sempurna

4. Kanker lambung-usus